istilah pratikum mungkin sebagian orang mengenalnya kerjaan di laboratorium…
namun, untuk dunia psikologi pratikum yang sesungguhnya adalah kehidupan sehari-hari dimana subjek penelitiannya adalah manusia…
*jadi kalo mau, hanya perlu sedikit kepo aja untuk mau memperhatikan sekitar
Minggu2 ini memang kuliah sedang padat-padatnya dengan jadwal pratikum
*akhirnyaa.., bisa bilang juga ke orang : “lagi sibuk ngelap nech e salah ngelab, jadi gak bisa ikut” #penting gak seh
memang biasanya pratikum diidentikan dengan kesibukan.., n ternyata asumsi itu benar,,,,benar sekali.
selain sibuk ngelab, sibuk siapin bahannya (kalo psikologi: cari subjek, pelajari bahan seperti stopwatch, pelajari alat tes, minjam alat tes (karena belum bisa n mampu beli T.T ), dll sampai pada mikirin reward apa yang tepat untuk subjek,Ckckck).
Pratikum pertama dimulai dengan tes intelegensi WISC di hari Jumat.
Untuk mencari subjek, alhamdulilah ya..gampang x ini, karena syaratnya anak2 (masak dewasa ???)
subjek adalah mantan murid (emang ada mantan murid tp e lebih tepatnya “mantan anak ibuk kos”).
Karena diakui kurang persiapan, baca gak sampe abis..,karena sibuk nyiapin presentasi lagi di hari itu *ngeles maka terjadilaa kesalahan saudara-saudara, kalo di lab mungkin percobaannya menjadi tidak berhasil n harus diulang lagi, sama hal juga dengan ini,, berhasil memang tuntas, tapi salah, so mana bisa skoring asal2an bisa fatal.
Istilahnya kalo dokter bisa malprakterk psikolog pun bisa kok (e malah bangga >.< )dengan salah mendiagnosis anak sehingga menimbulkan labelling yang tidak tepat sehingga bisa terjadilah..bla..bla…bla.. (panjang penjelasannya).
Tukar subjek lagi, dihari senin..masih anak “mantan ibu kos’ kali ini kakaknya, insya allah u x ini sudah lancar gak ada masalah lagi seh. Belajar dari pengalaman.. masak jatuh ke lubang yang sama u kedua kali, cari lubang lain donk kalo gt (hehehe).
Namun,seperti biasa, masalah itu silih berganti, tidak pernah padam selama kita masih bernafas N masalahnya x ini adalah….Jreng…Jreng….
Subjekny harus 1 orang untuk semua tes….
N umur yang aman untuk semua tes cuma sekitar 6-7 tahun
*pingsan…,mau dicari kemana lagi anak orang umur segitu n itu untuk selasanya.
Untung, paginya ada anak teman “rekan sejawat” yang bersedia membantu dan dibantu untuk menjadikan anaknya subjek penelitian untukku…(^_^)/
pergi kerumahnya, jam 13.00an dengan sedikit nyasar., ketika datang anaknya mengintip dibalik tirai, kesan pertama, woow anaknya cakep #salah fokus ..hehe
Namun, yaa anaknya ibarat mesin harus panas dahulu baru bisa akrab n berkerja sama, secara ini pertemuan pertama, mungkin dia pikir: siapa nech orang, datang2 kerumah, pas lagi aku makan, lagi nonton spongebob, n mau tidur siang malah nyuruh2 sok kenal gitu minta aku gambar…
Fiuuh..untung ada rekan sejawat yang berpengalaman n mamanya yg cukup membantu akhirnya berakhir juga semua tes (tes visual perception). Seperti biasa, ditutup dengan ucapan terima kasih dengan anak, dan aku berkata : Makasih ya bang…, udah mau bantu kakak e salah tante.., besok neh tante mau minta tolong lagi mau kan ?? (langsung masuk u jualan besoknya…)
Diantar mamanya untuk sekarang ke rumah subjek rekan sejawat, yang kala itu hujan rintik-rintik..,kita berteduh di bawah atapnya, oops…
N ketika aku pamitan dengan anak ini, dia mau langsung menerima salamku, tidak malu-malu lagi. Begitu juga ketika da..da… setelah keluar dari mobil, dia membalasnya
Hmm…,semoga meninggalkan kesan baik sehingga dia masih mau lagi untuk esok2 harinya….=)
Kali ini, subjek rekan sejawat punya adik kembar perempuan, sudah membayangkan wow lucu tu, kembar…
N ternyata iya, waktu mamanya menjemput kami ke simpang anak kembarnya juga menjemput kami n abangnya menunggu di rumah..
Agak2 feeling gimana gt, waktu ngeliat anaknya yang duduk dibelakang motor, berbaring saat motor lagi jalan. Ngeri2 sedap ngeliatnya anak umurnya belum sampai 4 tahun.
Nyampe di rumah subjek, karena buru2 numpang salat tidak begitu melihat apa yang telah terjadi tapi yang terjadi adalah aku disuruh menjaga adik kembar supaya tidak menganggu abangnya yang lagi di tes.
Oke..Baeklah..berfikir: apa susahnya. Anak kembar perempuan dg usia blm genap 4 tahun.
Namun, ternyata susah saudara-saudara….Ckckckck…
Mereka berdua memiliki “kenakalan” yang saling menyeimbangi sampailah akhirnya mamanya memutuskan untuk membawa kami makan bakso berempat meningalkan abannya yang lagi di tes.
N ternyata di rumah n di tempat bakso tidak jauh berbeda, aku yang menangani adiknya duduk disamping adiknya dengan anggapan adiknya agak lebih mudah..huaahaa namun apa yang terjadi ternyata di menjadi tantrum (bener gak istilahnya, masih belum mendalami) duduk sambil nangis di tanah..
Singkat cerita, datanglah telepon yang dinanti-nanti itu (karena memang dikejar janji lain mau ngajar) bahwa tes sudah dilakukan rekan sejawat…
Karena harus berjalan jauh ke simpang jadi kami diantar satu persatu oleh motor mamanya.
Pertama rekan sejawat, dan ternyata abangnya mau ikut..(hmmm., udah akrab karena memang udah ketemu di tes intelegensi).
N aku menunggu bersama si kembar…, Tapi tidak seperti yang dibayangkan, lumayan menyenangkan juga mereka bernyanyi lingkaran kecil….dst, yang sempat kuajarkan tadi sekejap. Hmm, ternyata mereka menyimak juga apa yang kubilang tadi ya…
So, sebenarnya mereka itu ………………………………………………………………………………… (isilah titik berikut)
* Pratikum membuatku bisa semakin mengenal dunia anak-anak yang memang kupikir harus mengenal mereka lebih jauh lagi..,
* Kebiasaan ‘ngetes’ orang dewasa jadinya grogi pas ngetes anak-anak =p