berharap cerita sekarang berbeda dengan cerita yang lalu

Hmmm… 1 april 2012

gak berasa sudah 1 tahun dari 1 april 2011

gak berasa sudah 1 tahun dari kepergian sepupuku

gak berasa sudah 1 tahun aku tidak bekerja lagi sebagai pegawai

gak berasa sudah 1 tahun batalin tiket untuk move on pulang kampung

gak berasa sudah 1 tahun berlalu semenjak banjir besar di kos ini

 

 

Merasa di titik terendah pada saat itu…

Merasa semua berkolaborasi membuatku lemah

Merasa sudah tidak sanggup lagi menegakkan muka di kota ini

Merasa  salah satu masa tergalau terhebat

 

Namun, kalo dipikir sekarang…

Untungnya hari hujan saat itu…,

Hujan yang turun seiring dengan air mata yang turun

Menangis di kala hujan membuat tidak ada seorangpun yang tahu

 

Hujan membuat banjir

Banjir yang awalnya kurasa adalah penambah deritaku saat itu….

Siapa sangka karena banjir itu yang membuatku bertahan…

Benar, sangat tidak disangka bahwa memang benar adanya suatu hikmah dari suatu peristiwa

Peristiwa yang dianggap buruk pada awalnya ternyata menjadi penyemangat di akhirnya

 

*mengenang 1 tahun banjir medan =)

 

 

 

Ingin tapi tak Ingin

Sebenarnya…

Sebenarnya.., bayi merasa enggan untuk bisa mulai berjalan dan berbicara

Sebenarnya..,balita merasa enggan untuk memasuki dunia sekolah

Sebenarnya., anak merasa iri ketika ia kedatangan adik yang baru

Sebenarnya., dunia baru terasa asing bagi mereka

Namun, mau gak mau itu semua haruslah terjadi sebagai tanda kita berkembang

Sejujurnya…

Sejujurnya..,merasa gak mampu untuk berpisah dengan orang tua

Sejujurnya..,merasa berat untuk merantau ke negeri orang

Sejujurnya..,merasa tidak nyaman berada di t4 yang tak satupun kita kenal orangnya

Sebenarnya “meninggalkan” merupakan sesuatu yang teramat berat

Namun, mau gak mau itu semua haruslah terjadi untuk mendapatkan yang terbaik

Maunya…

Maunya…, gak ada teman yang pergi

Maunya.., gak ada teman yang sibuk

Maunya.., selalu ada teman disisiku

Maunya..,selalu sama seperti dulu

Namun, mau gak mau apa yang kita mau gak harus terjadi karena itulah proses pendewasaan

Seandainya.., tidak ada perkembangan

Seandainya.., tidak ada yang berubah

Seandainya.., tidak ada pergerakan

Seandainya.., selalu sama

Tentunya .., bukan itu yang terbaik =)

apakah anak harus “selalu sesuai” dengan keinginan orangtuanya ??

Mau sedikit sharing , pelajaran, pengetahuan, apa yang didengar selama kuliah psikopatologi anak…,karena seperti yang tadi dibilang memang agak2 menjadi sesuatu yang berkesan…

Hmm..sangat terkesan dengan apa yang diceritakan dosen-dosenku yang sebenarnya memang iya kuliat dan kutemui fenomenanya ….

1. Harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anaknya…

            Terkadang orang tua zaman sekarang atau bahkan zaman dahulu sangat mengharapkan anaknya untuk pintar (dan jujur sebenarnya aku juga kalo punya anak ingin anak yang pintar,hehe) namun terkadang kita lupa dengan istilah pemberian…, dalam contoh kapasitas IQ… kita seharusnya menyadari bahwa yang namanya kapasitas itu ibarat gelas yang telah diberikan oleh Allah., ada gelas yang berukuran kecil sekali, kecil, sedang, besar, dan sangat besar. Jadi, sebenarnya tugas orang tua adalah hanya memaksimalkan isi dari gelas tersebut, terkadang gelas yang sangat besarpun kalo diisi hanya sedikit akan terlihat hasilnya sama dengan gelas yang biasa saja.

          Isilah gelas sesuai dengan kapasitasnya.., buat apa dipaksakan karena kalo terlalu banyak air yang kita isi kedalam gelas tsb tentu airnya akan tumpah juga. Percuma… Hanya membuat kita capek dan juga seolah-olah tidak ada kerjaan untuk mengisi air melebihi kapasitasnya.

2. Mengapa anak zaman sekarang banyak mengalami gangguan bahasa.?

          Anak zaman sekarang yaa..,anak zaman sekarang yang kali ini bisa berbeda dengan anak zaman dulu. Terkadang bisa dilihat banyak anak zaman sekarang yang mengalami gangguan bahasa. Malas ngomong, tidak lancar berbahasa, terlambat dalam perkembangan bahasanya. Gangguan ini bisa menyerang anak dari golongan mana saja, bawah ataupun atas. Namun, kalo dia sudah bisa datang ke psikolog anak tentunya bisa kita berasumsi bahwa dia datang dari golongan atas.

      Hmmm..,  terkadang memang anak berasal dari kedua orang tua yang berpendidikan tinggi, namun sebenarnya  yang menjadi figur pengasuh anak zaman sekarang ini sudah jarang orang tua khususnya ibu si anak. Anak diserahkan diasuh dengan bantuan baby sitter atau pengasuh bayi yang malah mempunyai waktu yang lebih lama dengan si anak. Namun, tentunya kita tahu sampai sejauh manalah pendidikan dari mereka, tidak bermaksud merendahkan. Apa yang biasa kita lihat ??? Biasanya “kebanyakan baby sitter itu mau anaknya diam, tidak rewel, bahkan kalau bisa tidak banyak tanya. Mereka seolah-olah mengasuh anak hanya menyelesaikan tugasnya, apa yang bisa dilihat seperti: anak sudah makan atau sudah mandi dan ketika Ibu pulang anak sudah tidur tanpa banyak berinteraksi dengan anak..jarang-jarang kan kita lihat baby sitter yang mau ngajak anak berbicara pada usia anak sekitar 2 tahunan. Mereka menghidupkan TV supaya anak bisa tenang dan sementara mereka asyik SMS an, walaupun tidak semua. Jadi sangat diperlukan kepandaian Ibu untuk memberikan stimulus bahasa kepada anak di sela-sela  waktu-waktu ibu yang terbatas. Bukankah kata-kata ibu yang bekerja: Quality time is better than Quantity time.. So, We Must Proved It….(^_^)/

3. Abused Anak dalam bentuk lain..

        Abused alias penyiksaan anak zaman sekarang dalam bentuk lain…Hmmm….gak tau juga seh apakah zaman dahulu kayak gini juga atau anak  yang umumnya dari keluarga biasa2 aja mengalami ini atau tidak?? Namun, aku pribadi seh kayaknya tidak terlalu…Paling memang zaman dahulu abuse yang diberikan orang tua masih sebatas fisik, cubit..,tali pinggang (dipukul gak pernah seh tapi sama guru dulu paling dipukul pake jalinan lidi atau pernah juga pake penggaris panjang kayu…dan perasaanku seh, gak ada tuh trauma-traumanya…, selagi masih batas wajar x atau memang batasan kita yang jelas salah. Tidak sama dengan anak zaman sekarang yang dikerasi dikit sama guru langsung Ortunya datang ke sekolah mendatangi gurunya atau anak yang istilahnya tidak pernah kena tanggan selama di rumah. Jadi pernah liat tuh,,anak-anak yang kalo makan di mall yang nakal atau melawan, biasanya anak zaman sekarang cuma dibilangin sama orang tuanya “Jangan..” Just It.. N apakah anak berhenti melakukannya??? gak kan..Terkadang kunilai terlalu lemah. Iya gak seh ??? Sebenarnya memang dalam dunia psikologi punishment itu harus dihindari diganti dengan reinforcement yang negatif. Tapi tidak semua orang tau, gimana caranya.. dan jujur juga aku masih masih belum terlalu mengerti namun bukan berarti juga aku menjadi pendukung punishment, sebenarnya kan memang gak harus harus hukuman fisik namun ya hukuman itu adalah punishment.

        Orang tua zaman sekarang memang sudah jarang menggunakan kekerasan atau abused terhadap anak.  Seolah-olah… kenapa seolah-olah karena secara kasat mata memang tidak ada lagi  orang tua yang memukul rotan namun tanpa disadari mereka menukar cara untuk mengabused anak. Bayangkan…, anak SD zaman sekarang yang sekolah dari jam 08.00-17.00 dengan membawa tas yang sangat berat walaupun kebanyakan diantar. Selesai sekolah makan dan ganti baju di mobil pergi les bahasa Inggris, Piano, Mandarin, Sempoa, dll biasanya sampai jam 19.00. Pulang ke rumah, mandi, makan, datang guru les pelajaranya sampai pukul 21.00. Kemudian baru lah anak tidur untuk bangun lagi esoknya jam 07.00 pagi. Hmm… bisa dibayangkan?? anak SD waktunya bisa jadi sama padatnya sama anak kuliahan. Ck..ck…ck…

4. Anak harus Bisa bahasa Inggris

        Sebenarnya kalo dipikir-pikir memang orang tua mana seh yang gak ingin anaknya hebat bahasa Inggris, bahkan kalo bisa gak hanya English, Mandarin, Jerman, Korea, Arab, Jepang. Namun, karena obsesi orang tua ini mereka terkadang lupa dengan umur anak. Anak yang masih Balita sudah dicekokin 2 atau 3 bahasa. Hal ini membuat anak menjadi binggung, di rumah bahasanya apa, di sekolah bahasanya lain, dengan baby sitter bahasanya beda. Bener, kata buk dosen: kalo dipikir-pikir kita dahulu belajar bahasa Inggris umur berapa, kelas berapa ?? dan apakah kita jadinya tidak bisa berbahasa inggris?? Memang benar zaman menuntut lebih sekarang tetapi selam kita tinggal di Indonesia tidak akan berubah bahasa Inggris itu menjadi bahasa nasional kita, mungkin iya kalo second languange. Dan yang namanya second berarti yang kedua. Emang seberapa banyak bule yang tinggal di Indonesia, bahkan yang lebih kasiannya lagi anak yang hanya memahami bahasa Indonesia hanya 40%.

    Orang tua terlalu mempersiapkan apa yang akan dihadapi anak padahal itu belum terjadi dengan mengeyampingkan sesuatu yang jelas-jelas yang sudah dihadapi anak dan banyak dihadapi anak sehari-hari. Terkadang yang lebih lucunya anak berbicara dengan bahasa iNggris Ibu menjawab dengan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah… :p

5. Prinsip orangtua bahwa kalau orang tuanya pernah susah, maka anak tidak boleh merasakan kesusahan juga.

         Ini jelas banyak terjadi pada orang tua zaman sekarang atau bahkan mungkin di saat aku menjadi orang tua di masa yang akan datang (merasa sekarang susah n mudah2an besoknya sukses, hehehe). Sebenarnya memang niat orang tua bagus (kayaknya semua niat orang tua bagus untuk anaknya namun yaa mungkin agak terlalu lebai atau malah santai sekali). Anak tidak diajarkan merasakan kesusahan sendiri dengan menyediakan semua bantuan dan semua fasilitas untuk mempermudah anak. Namun, apa yang terjadi akibatnya bisa kita lihat “kemanjaan anak-anak zaman sekarang” Hmmm…Ckckckc…..

       Hanya satu hal singkat yang perlu dicerna: “terkadang orang tua tidak menyadari bahwa kesuksesan yang ia dapatkan sekarang merupakan hasil perjuangannya dalam menghadapi kesusahan pada zaman mereka masih anak-anak atau masih muda-muda dulu.

6. Perasaanku sekarang anak akan sulit menceritakan pengalaman masa kecilnya saat akan datang.

            Berharap iya ini hanya perasaanku saja.., karena terkadang aku yang bertanya-tanya kalau anak-anak yang hari-harinya hanya diisi dengan belajar dari jam 08.00-21.00. Kalau weekend paling menghabiskan waktu bermain games atau internet atau paling banter pergi sama Mama Papa ke Mall, lebaran ke rumah nenek yang sama kota…

          Kalau saat mereka sudah kuliah disuruh mengarang apa pengalaman masa kecilmu yang menarik atau bagaimana masa kecilmu ?? apa yang akan mereka ceritakan, apa mereka hanya bisa buat daftar list tanpa bisa menceritakan…

Kasihan …Kasihan….yang lebih kasihan lagi ternyata anak bisa juga mengalami depresi seolah-olah beban hidupnya seberat beban tas sekolahnya -_-”

*kuakui blog kali ini terkesan menggurui karena aku sendiri belum mempunyai pengalaman menjadi orang tua…

tapi setidaknya masih ada kata “kita” disini sehingga blog ini juga Note to My Self..

walaupun katanya sehebat apapun kita menjadi psikolog anak terkadang sama anak sendiri suka lupa dengan teori,haha

tapi setidaknya kita tahu bahwa yang sedang-sedang saja itu yang normal , yang bisa dikatakan terbaik…

sehingga apa yang terlalu kita kurangi..yang kurang kita tambahkan

*kutipan ceramah dosen2 Klinis Anak dengan bumbu-bumbu dariku supaya agak sedap  ^.^

“sesuatu yang bisa ditulis..”

Hmmm…sebenarnya malam ini adalah akumulasi dari kepenatan selama seminggu …

 

 

karena minggu ini bener – bener sesuatu..

sesuatu sibuknya…

sesuatu pelajarannya…

sesuatu hikmahnya…

sesuatu cara menikmati endingnya….

 

walaupun baru hari kamis namun minggu ini merupakan minggu dengan long weekend…

 

Dimulai dengan hari Senin, menghabiskan siang dan sore sepulang kuliah yang tidak jadi -_-“, di jalanan dengan tujuan ke rumah sakit, bahkan 2 rumah sakit…, malamnya melanjutkan perjuangan mentranslete untuk angsuran 28 halaman yang memang sudah dimulai sejak malam minggu…

 

Selasa, hari ini lah sebenar-benarnya kuliah semester 2 dimulai dengan kuliah dengan mata kuliah psikopatologi anak mempelajari DSM IV, kemudian diberi tugas untuk translete lagi sekitar 20 an halaman yang dikumpul dan dipresentasikan esok.,sudah mulai ada tanda-tanda kesibukan -_-‘

 

Rabu, presentasi dan tetap melanjutkan membuat tugas yang dikumpul dan dipresentasikan hari ini…dilanjutkan setelah ngajar buat tugas lagi n mulai disini tanda-tanda tidak bisa menerima ajakan dan undangan  dari dunia luar -_-“

 

Kamis,..akumulasi dari seluruh kepenatan…., namun ada rasa sedikit gembira karena hari ini ending dari minggu ini dan ending dari kuliah psikopatologi anak…

tapi ending bukan berarti  berakhir tanpa bisa dibuka kembali..

dan dari ending ini sebenarnya baru awal…

awal dari tangga-tangga selanjutnya..

sudah mulai merasakan menikmati proses tersebut…

dan tentunya berharap akan berakhir dengan happy ending

 

Siap menyambut minggu baru, mata kuliah baru ….

semoga tetap memberikan “sesuatu” yang bisa ditulis

 

 

“sesuatu yang bisa ditulis..”

Hmmm…sebenarnya malam ini adalah akumulasi dari kepenatan selama seminggu …

 

 

karena minggu ini bener – bener sesuatu..

sesuatu sibuknya…

sesuatu pelajarannya…

sesuatu hikmahnya…

sesuatu cara menikmati endingnya….

 

walaupun baru hari kamis namun minggu ini merupakan minggu dengan long weekend…

 

Dimulai dengan hari Senin, menghabiskan siang dan sore sepulang kuliah yang tidak jadi -_-“, di jalanan dengan tujuan ke rumah sakit, bahkan 2 rumah sakit…, malamnya melanjutkan perjuangan mentranslete untuk angsuran 28 halaman yang memang sudah dimulai sejak malam minggu…

 

Selasa, hari ini lah sebenar-benarnya kuliah semester 2 dimulai dengan kuliah dengan mata kuliah psikopatologi anak mempelajari DSM IV, kemudian diberi tugas untuk translete lagi sekitar 20 an halaman yang dikumpul dan dipresentasikan esok.,sudah mulai ada tanda-tanda kesibukan -_-‘

 

Rabu, presentasi dan tetap melanjutkan membuat tugas yang dikumpul dan dipresentasikan hari ini…dilanjutkan setelah ngajar buat tugas lagi n mulai disini tanda-tanda tidak bisa menerima ajakan dan undangan  dari dunia luar -_-“

 

Kamis,..akumulasi dari seluruh kepenatan…., namun ada rasa sedikit gembira karena hari ini ending dari minggu ini dan ending dari kuliah psikopatologi anak…

tapi ending bukan berarti  berakhir tanpa bisa dibuka kembali..

dan dari ending ini sebenarnya baru awal…

awal dari tangga-tangga selanjutnya..

sudah mulai merasakan menikmati proses tersebut…

dan tentunya berharap akan berakhir dengan happy ending

 

Siap menyambut minggu baru, mata kuliah baru ….

semoga tetap memberikan “sesuatu” yang bisa ditulis